Sistem Lambat Karena Dual-Antivirus

Seringkali terjadi kasus sistem pada sebuah komputer berjalan lambat --atau sangat lambat-- justru berakar dari paradigma yang keliru mengenai AntiVirus.
Beberapa pengguna komputer mungkin berpikir bahwa AntiVirus yang dipakainya saat ini KURANG AMPUH. Merasa perlu agar sistem komputer lebih terlindungi, maka dipasanglah AntiVirus TAMBAHAN, sehingga sekarang pada sistem tersebut terpasang DUAL ANTIVIRUS. Alih-alih sistem lebih kebal virus, konfigurasi semacam ini bisa jadi justru membuka celah untuk masuknya virus, worm dan sejenisnya jika salah satu tidak dirancang sebagai pelindung tambahan (Second Layer Protection). 
Mengapa? Coba ikuti ilustrasi berikut ini.


Kasus 1:
-Antivirus A (AVA) dan Antivirus B (AVB) berjalan secara simultan pada satu sistem dengan fungsi yang SAMA.
-Pada saat terjadi ancaman virus, misalnya AVA terlebih dulu mendeteksi hal ini. Sebelum AVA sempat memproses tindakan untuk ancaman itu, AVB kemungkinan besar juga telah mendeteksi ancaman itu. 
-Jika salah satu (AVA / AVB) tidak dirancang sebagai second-layer-protection, maka akan terjadi kesulitan baik pada AVA maupun AVB untuk memegang kendali atas ancaman virus itu.
-Pembuat virus yang pintar pasti dapat memanfaatkan celah ini untuk menyusupkan virusnya ke dalam sistem.
-Terinfeksilah sistem dengan Dual AntiVirus tersebut, dan akhirnya pengguna mengeluhkan "Komputer menjadi Lambat..."


Kasus 2:
Setelah dipasangnya AntiVirus ke-2, sistem langsung menjadi lambat. 
Ini terjadi karena kedua AntiVirus memiliki karakteristik proteksi realtime dengan heuristik (pendeteksian pola kerja suatu proses) yang aktif. Pemasangan AntiVirus kedua tentu saja akan menyita resource yang lebih banyak, dan aliran proses juga akan terhambat. 


Jadi, paradigma "AntiVirus Tambahan" ini sebaiknya dipikirkan ulang sebelum merealisasikannya pada sistem komputer kita. Lebih baik mennggunakan satu AntiVirus yang baik dan ter-update daripada menggunakan dua AntiVirus.